Kenapa Jerawat Muncul Terus? Ini Penyebab dan Mengatasinya!
Kamu yang memiliki tipe kulit acne prone atau yang rentan munculnya jerawat pasti sering frustasi dengan jerawat yang sulit dikendalikan. Faktanya, munculnya jerawat terus menerus bukan hanya disebabkan karena masalah kulit saja, tapi di dalamnya ada juga berbagai penyebab lain yang membuat jerawat betah bertahan dan enggan pergi dari kulit wajah.
Melalui artikel dari Oskincare berikut ini, kamu akan dijelaskan secara menyeluruh tentang alasan mengapa jerawat muncul terus menerus serta cara mengatasinya. Agar jerawat kamu bisa segera hilang, simak selengkapnya sampai selesai, ya.
1. Perubahan Hormon
Dilansir dari Halodoc.com kebanyakan jerawat disebabkan oleh perubahan hormon, terutama androgen, yang aktif selama masa pubertas dan dewasa awal. Kenaikan hormon ini memicu pembesaran kelenjar sebaceous pada kulit, meningkatkan produksi sebum atau minyak. Perubahan hormonal juga bisa terjadi selama menstruasi atau saat memasuki usia paruh baya.
2. Efek Produk Perawatan Rambut
Menurut informasi dari American Academy of Dermatology, jika produk perawatan rambut mengandung minyak, minyak tersebut dapat terserap oleh kulit. Jika hal ini terjadi, minyak dapat menyumbat pori-pori kulit dan memicu munculnya jerawat. Biasanya, jerawat yang disebabkan oleh produk perawatan rambut dimulai dengan komedo putih dan benjolan kecil yang disebut papula. Bintik-bintik ini mungkin muncul di sepanjang garis rambut, dahi, atau belakang leher.
Namun, kamu tidak perlu khawatir, karena jerawat yang disebabkan oleh produk perawatan rambut biasanya akan hilang setelah kamu berhenti menggunakannya. Pada dasarnya, terdapat banyak kebiasaan yang dapat memicu kembalinya jerawat. Oleh karena itu, menjaga dan merawat kulit, terutama wajah, dengan baik sangat penting untuk mencegah masalah tersebut.
3. Bergesekan dengan Barang yang Kotor
Mungkin kamu tidak menyadari bahwa kontak kulit dengan benda-benda yang kotor, seperti telepon genggam atau permukaan tidur, dapat menjadi pemicu jerawat berkelanjutan. Kondisi kulit yang disebut acne mechanica seringkali terjadi ketika kulit, terutama di wajah, sering bersentuhan dengan benda-benda seperti ponsel, helm, atau sarung bantal yang tidak steril.
Bahkan, jerawat yang muncul di bagian tubuh lain juga bisa disebabkan oleh pemakaian pakaian yang tidak bersih atau yang tidak cocok dengan jenis kulit individu. Akibatnya, jerawat dapat kembali muncul dan kadang-kadang menyebabkan rasa gatal yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
4. Keseringan Memencet Jerawat
Beberapa individu mungkin merasa kesulitan menahan diri untuk tidak memencet jerawat yang sudah matang. Namun, perlu diingat bahwa kebiasaan ini tidak dianjurkan. Memencet jerawat bisa merusak pelindung alami kulit dan meninggalkan bekas jerawat.
Ketika seseorang memencet jerawat, terutama jika jerawat tersebut mengandung nanah yang terinfeksi, tindakan ini dapat mengakibatkan penyebaran bakteri ke pori-pori kulit dan folikel rambut di sekitarnya. Hasilnya, jerawat bisa menjadi lebih besar dan bahkan muncul di area kulit lainnya.
Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu berkonsultasi dengan seorang dokter kulit atau seorang ahli dermatologi jika kamu ingin mengatasi jerawat dengan aman dan efektif.
5. Kurang Tidur
Kurang tidur bisa menjadi salah satu pemicu jerawat yang terus muncul. Temuan ini berasal dari sebuah penelitian yang dilaporkan dalam jurnal Clocks & Sleep. Para peneliti dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa individu yang tidurnya berkualitas buruk cenderung mengalami jerawat yang lebih parah.
Kurang tidur dapat memicu stres dan meningkatkan kadar hormon tertentu. Dalam respon terhadap stres, tubuh dapat menghasilkan lebih banyak sebum, yaitu minyak alami kulit. Akibatnya, produksi sebum yang berlebihan dapat menyumbat pori-pori kulit dan berkontribusi pada munculnya jerawat.
Karena itu, tidur yang cukup memiliki peran penting dalam memungkinkan tubuh untuk meregenerasi dan memperbaiki kerusakan pada malam hari, yang pada gilirannya dapat membantu mencegah jerawat kembali muncul.
6. Genetik
Gak banyak yang tahu, jerawat juga bisa bersifat genetik. Jika ada anggota keluarga dengan riwayat jerawat, kamu memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami jerawat yang sering muncul.
7. Pola Makan yang Tidak Sehat
Selain alasan lainnya di atas, pola makan yang tidak sehat juga dapat menjadi penyebab jerawat yang terus muncul. Ada berbagai jenis makanan yang dapat memicu jerawat, seperti produk susu, makanan manis, dan makanan cepat saji.
Contohnya, konsumsi gula dan karbohidrat olahan dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produksi testosteron dan hormon lainnya. Meskipun dampaknya dapat bervariasi antar individu, perubahan hormon ini bisa berpengaruh pada kesehatan kulit dan memicu munculnya jerawat.
Beberapa orang mungkin lebih sensitif terhadap makanan tertentu daripada yang lain, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami secara lebih mendalam pengaruh makanan terhadap jerawat.
8. Stres
Walaupun tidak secara langsung, stres dapat memiliki dampak pada kesehatan kulit, termasuk dalam memicu kemunculan jerawat. Beberapa ahli berpendapat bahwa proses penyembuhan luka, termasuk jerawat, cenderung lebih lambat ketika seseorang mengalami stres. Ini berarti jerawat dapat bertahan lebih lama dan bahkan muncul kembali setelah sembuh.
Selain itu, ada kemungkinan bahwa masalah kulit ini terkait dengan peningkatan hormon kortisol yang terjadi ketika seseorang mengalami stres. Peningkatan hormon ini bisa berkontribusi pada munculnya jerawat dan permasalahan kulit lainnya.
9. Kulit Sensitif
Orang dengan kulit sensitif lebih rentan terhadap jerawat karena reaksi iritasi terhadap produk perawatan kulit tertentu, terutama yang berminyak. Produk rambut seperti pomade juga bisa menyumbat pori-pori pada kulit sensitif.
10. Kebiasaan Merokok
Bahan kimia dalam asap rokok merusak kulit dan dapat mengubah komposisi minyak kulit. Perubahan ini menyebabkan pori-pori tersumbat dan jerawat.
Cara Menghilangkan Jerawat yang Tumbuh Terus Menerus
Selain menghindari berbagai pantangan di atas yang membuat jerawat muncul terus menerus, dengan kemajuan teknologi sekarang ini kamu bisa memanfaatkan berbagai treatment kecantikan untuk menghilangkan jerawat yang tumbuh terus. Kamu bisa melakukan prosedur perawatan Peeling Acne di Oskincare yang memiliki banyak manfaat seperti menghilangkan bekas jerawat dan jerawat yang masih aktif, membersihkan pori-pori, mengangkat sel kulit mati, serta mencerahkan wajah. Buat kamu yang takut jarum suntik, tenang saja karena perawatan Peeling Acne ini tanpa suntikan atau injeksi dengan harga Rp.499.000 saja.
Dimana Letak Jerawat Hormon?
Jerawat yang dikarenakan hormon biasanya bukan hanya muncul saat kamu memasuki masa pubertas saja. Tapi juga ketika kamu akan menopause, menstruasi, atau mengalami sindrom ovarium polikistik. Nah, jerawat hormon ini akan tumbuh di T-zone atau beberapa bagian wajah seperti hidung, dahi, dan dagu. Dalam beberapa kasus, ada pula jerawat yang tumbuh di pipi ataupun rahang.
Jerawat Hilang Di Usia Berapa?
Periode ketika kulit menjadi bebas dari jerawat dapat bervariasi setiap orang, tergantung pada kondisi kulit dan perawatan jerawat yang dilakukan. Pada banyak kasus, orang yang mengalami jerawat selama masa remaja akan melihat kondisi kulit membaik saat memasuki usia 20-an. Jerawat biasanya tidak muncul sebanyak atau serutin saat mereka masih remaja.
Namun, beberapa orang mungkin mengalami jerawat hingga dewasa. Biasanya ini terjadi pada seseorang dengan jenis kulit yang cenderung berminyak atau sensitif terhadap jerawat (acne-prone). Menurut National Health Service, jerawat bisa berlanjut hingga usia 35 tahun. Kemungkinan perbaikan kulit yang berjerawat berkaitan dengan usia ketika jerawat pertama kali muncul. Jerawat cenderung mencapai puncaknya antara usia 14 hingga 19 tahun. Wanita remaja seringkali mengalami puncak jerawat lebih awal dibandingkan dengan pria remaja.
Setelah mencapai fase puncak, jerawat bisa tetap muncul dan menghilang selama beberapa tahun sebelum mulai mereda seiring bertambahnya usia. Tetapi penting untuk diingat bahwa jerawat dipengaruhi oleh banyak faktor selain usia, seperti perubahan hormonal dan gaya hidup. Jika penyebab jerawat tidak diatasi, kemungkinan kulit terus mengalami jerawat bahkan saat sudah menua.
Itulah informasi dan penjelasan lengkap mengenai kenapa jerawat muncul terus serta penyebab dan cara mengatasinya. Jika kamu memerlukan konsultasi, Oskincare Clinic menyediakan layanan konsultasi gratis dan kamu juga bisa menghubungi melalui DM @oskincare.official. Jangan lupa jaga kesehatan kulitmu dengan perawatan yang tepat, ya.
Comments
Leave a Comment
Your email address will not be published. Fields marked with an are required.
https://casinoapp.Webgarden.com
I used to be able to find good ifo from your blog posts.
https://www.perthclassifieds.net.au/
Post Cycle Treatment: A Comprehensive Guide To A Safe PCT A post-cycle treatment (PCT) is a protocol used to reset your body's hormonal balance after a steroid cycle or performance-enhancing drug use. Properly executed, a PCT helps restore natural hormone production and minimize side effects. Understanding Post Cycle Treatment - **Purpose**: To restore hormonal balance and improve recovery. - **Key Hormones**: Testosterone, estrogen, and cortisol. - **Goal**: Minimize steroid withdrawal symptoms and support muscle retention. Planning Your PCT Begin by determining the duration of your steroid cycle to adjust your PCT accordingly. A common approach is 4-6 weeks for a moderate or intense cycle. Key Supplements: Nitrogen-rich foods (protein, BCAAs) Hormone-regulating supplements (e.g., Nolvadex, Clomiphene) Antiestrogens (e.g., Tamoxifen, Arimidex) Cortisol suppressors (e.g., Low-dose steroids or medications) Executing Your PCT Stick to the outlined protocol and monitor your progress. Avoid overuse of supplements and follow dosage guidelines. Steps: Complete your steroid cycle as planned. Begin PCT immediately after cycling. Use recommended supplements alongside a balanced diet and exercise. Be patient—results may take several weeks to manifest. Monitoring Your Progress - Regular blood work (e.g., hormone levels, liver enzymes). - Symptom tracking: fatigue, mood swings, or other withdrawal symptoms. - Adjustments based on progress and medical advice. Prevention and Long-Term Health Maintain a healthy lifestyle to avoid rebound steroid use or recurrences. Consult with a healthcare professional for long-term management. Important Tips: Avoid excessive supplement use without medical advice. Never ignore recovery phases after cycles. Stay informed about potential side effects and risks. Conclusion A well-planned and executed PCT can help you recover safely after steroid use. Always prioritize your health and consult with professionals to ensure a safe and effective treatment plan. Post Cycle Treatment (PCT) is an essential process for individuals who have completed a cycle of performance-enhancing substances, such as anabolic steroids. This treatment helps restore natural hormone production and ensures overall health and well-being. Understanding Post Cycle Treatment Post Cycle Treatment involves supplementary medications designed to counteract the effects of steroid use. These supplements aid in restoring the body's natural hormone balance, particularly testosterone and estrogen. What is Post Cycle Treatment? Post Cycle Treatment (PCT) is a protocol used after a cycle of anabolic steroids. It typically involves taking medications like Clomid or Nolvadex to stimulate hormone production and prevent hormonal imbalances. How To Start Post-Cycle Treatment To begin PCT, you should first discontinue the use of performance-enhancing drugs. Consult with a healthcare professional to determine the appropriate duration and type of supplements needed. Common medications include Clomid, Arimidex, and others based on individual circumstances. FAQs about Post-Cycle Treatment Q: Why is PCT necessary? PCT is essential to prevent hormonal imbalances that can lead to health issues like testicular atrophy or infertility. It ensures the body returns to a natural state of hormone production. Q: Do natural athletes need PCT? Natural athletes who don't use performance enhancers may still benefit from PCT if they have undergone significant training cycles or competitions, depending on their individual needs and goals. Q: How long should a PCT last? PCT duration varies based on the length of the steroid cycle and individual recovery needs. A standard PCT might last 4-6 weeks, but this can be extended for up to several months if needed. Reading Next Stay informed about all aspects of performance-enhancement and recovery with our in-depth guides on training techniques and nutrition planning. Your journey to peak performance starts here!
Reply to a comment
Your email address will not be published. Fields marked with an are required.